Malam
yang kelam tiada cahaya yang mengintip dari arah langit, tiada kerlap-kerlip
bintang yang menerangi, tiada sinar rembulan yang memancarkan cahaya nan
anggun, tiada hembusan angin yang membawa kesegaran,dan tiada sosok yang
kuinginkan datang menghampiri.
Yang ada
hanyalah suara jangkrik yang bergerumu di telingaku, dan wajah langit yang
nampak pekat dengan kabut. Menambah rasa gundah dalam jiwaku.
Kutatap
langit yang hitam pekat itu dengan sorotan mata cukup tajam hingga tak terduga,
angin yang tadinya tak terasa kini sangat terasa, tiba-tiba langit itu
menjatuhkan air yang bening sebening
lelehan air mataku. Kini aku tebak,bahwa itu adalah hujan. Iya,hujan
yang kunanti-nanti sejak tadi unttuk menenangkan perasaanku yang hampa.
Aku masih
terdiam dalam kesendirianku, di sebuah kursi kecil yang begitu setia menanti
kehadiran sosok manusia sepertiku. Namun, saking terlarutnya dalam lamunan,
akhirnya aku dikejutkan dengan sebuah tangan yang tiba-tiba berada di pundakku.
Hatiku tidak tenang, dan jantungku berdetak begitu kencang, namun secara
perlahan,aku memberanikaan diri untuk menengok ke araah yang kumaksud tadi. Dan
ternyata,sebuah tangan yang begitu lembut bdan sangat kukenaali.
Mataku memandang wajah pemilik
tangan itu, ternyaata dugaanku benaar. Sosok yang begiitu kukenali. Dia seorang
wanita yang sangat kusayangi. Dia
tersenyum berkata “ Ezyha,sudah laarut
malam,ayo masuk. Tidaak baaik anaak perempuan di luar malam-malam begini”.
“ Oh,,iya
bu….” Sahutku.
Aku kemudian berdiri dari tempat
dudukku kemudian berjalan menuju kamarku yang terletak di dekat ruang keluarga,
tepatnya di samping kamar ayah dan ibu. Aku mulaai memasuki kamar dan
merebahkan badan di tempat tidurku.
Namun entah mengapa, mataku sulit terpejam. Perasaanku gelisah,aku kemudian
mematiakn lampu yang adan di kamarku……
Tak lama
kemudian,terdengar suara dari arah lemariku. Dan ternyaata,itu hanya suara
handphoneku yang berdering, pertanda ada pesan yang menghampirinya.
Aku mengambil handphone itu dan mencoba
membuka pesan yang baru masuk tadi. Pesan itu berasal dari nomor yang tidak
kukenali. Sms atau pesan itu berbunyi :
“Malam,zyha…
bagaimana kabarmu ?
Apakah kau masih
mengenalku ?”
Aku terkejut melihat pesan itu. Aku sendiri tidak tau
siapa gerangan yang mengirimkannya untukku
hatiku pun bertanya-tanya dipenuhi, dengan rasa penasaran. Namun, jam di
dindingku telah menunjukkan pukul 11.50,
aku takut suara ketikan handponeku akan
mengganggu istirahat ayah dan ibu.
Hmmm,,
aku kemudian terpaksa harus memejamkan mata. Keesokan harinya, ketika aku,ayah,
dan ibu sedang sarapa, handphoneku kembali bordering dengan nomor yang sama dengan semalam. Sms itu hanya
mengatakan
“Pagi zhya…..
Always remember you”
Lagi-lagi
aku terkejut. Hatiku bertanya siapa dia
?
Usai
sarapan, aku berniat untuk membalas sms singkat itu. Taapi, saat aku ingin
mengetik, tibaa-tiba ada panggilan masuk dengan nomor yang sama. Aku mengangkat
telephone itu kemudian aku semaakin heran ketika suara yang kudengar adalah
suara lelaki.
“Hallo…apa betul ini
dengan Geizyha ?”
Kata orang
itu.
Hmm,, iya.Ini dengan
siapa ? jawabku
“Apakah kamu tidak lagi
mengenaliku?”
Bagaimana mungkin aku
bisa mengenalimu,sementara kamu tidak menyebutkan namamu
“Oh..ini aku Evanz. Apa
kamu telah melupakanku ?”
Evanz…!! Mana mungkin
aku melupakanmu sedangkan kamu adalah orang yang pertama kali mengenalkanku
dengan cinta.
“Benarkah..? aku pikir
kamu telah menghapus namaku dalam memori otakmu”
Iya, tentu saja aku
masih mengingatmu
“Zyha,,, aku ingin
melihat wajahmu yang sekarang. Aku sangat ingin bertemu denganmu. Setelah
kurang lebih 5 tahun tidak pernah bertatap wajah”
Memangnya,,,kamu lagi
dimana sekarang..??
“Aku……..”
Kamu kenapa Vanz?
“Tidak mengapa. Aku
saat ini sedang berada di ujung penantianku”
Maksud kamu???
“Dapatkah kamu keluar
dan membuka pintu rumahmu??”
Memangnya ada apa??
“Aku yakin, kamu akan lebih
merasakan kebahagiaan ini jika kamu melihat pemandangan di
depan rumahmu”
Apa iya??
Hmmmmpppp,,,,,,baiklah
Aku kemudian keluar dari rumah,
mataku tak berhenti memandang wajah yang berada di hadapanku. Bibirku menata
senyum untuk seorang lelaki yang juga tersenyum manis padaku……………..
Dia Evanz, lelaki
yang merupakan cinta pertamaku.
Aku sangat
terkejut dan seakan tidak percaya saat kulihat dia berada di depan pintu
rumahku bersama seorang wanita paruh baya dan laki-laki yang seusia dengan
wanita itu yang merupakan kedua orang tuanya.
Dia bermaksud untuk mengikat ukhuwah yabg lrbih erat dengan keluargaku,
jantungku berdebar saat kudengar bahwa dia ingin menjalin hubungan dengan
serius dengan PERNIKAHAN . . .