Apa itu Filsafat Islam?
By: Andi Ulfa Wulandari
(Sudikah kamu membacanya hingga selesai?)
Ada berbagai macam definisi terkait filsafat Islam. Jangankan definisi, istilah filsafat Islam pun masih menjadi polemik hingga saat ini. Di antara definisi yang dapat penulis sajikan ialah:
By: Andi Ulfa Wulandari
(Sudikah kamu membacanya hingga selesai?)
Ada berbagai macam definisi terkait filsafat Islam. Jangankan definisi, istilah filsafat Islam pun masih menjadi polemik hingga saat ini. Di antara definisi yang dapat penulis sajikan ialah:
- Menurut De Bore, seorang orientalis asal Belanda, filsafat Islam adalah filsafat Yunani yang masuk melalui penerjemahan, yang kemudian oleh ulama-ulama Islam, filsafat tersebut disyarah atau disinergikan apabila terdapat perbedaan atau pertentangan dengan prinsip-prinsip ajaran Islam.
- Dr. Ibrahim Madzkur mengatakan bahwa filsafat Islam ialah sebuah studi yang ditulis di bumi Islam dari orang Yahudi juga Nasrani.
- Mustofa Abdul Razak berpendapat bahwa filsafat Islam adalah filsafat yang tumbuh dalam sebuah negara yang memeluk agama Islam, tanpa memandang agama dan siapa yang ada di negara itu.
- Fuad al-Akhwani mengatakan bahwa filsafat Islam adalah sebuah pembahasan yang membahas masalah berbagai persoalan yang ada di alam semesta dan juga berbagai macam masalah pada manusia berdasarkan ajaran agama yang disebut sebagai agama Islam.
- Menurut Dr. Sidi Gazalba, filsafat Islam adalah sebuah hasl pemikiran manusia yang diperoleh dari naqli atau Alquran dan Assunnah. Ini juga disebut sebagai ilmu yang berhasil membuktikan kebenaran sebuah wahyu dan juga sunnah dengan memberikan sebuah keterangan berupa ulasan, tafsir, dan juga pemikiran.
Dari beberapa pendapat tersebut di atas, penulis mencoba untuk memberikan definisi filsafat Islam menurut sudut pandang penulis sendiri, yakni filsafat islam merupakan buah pikiran umat Islam yang tumbuh dan berkembang di kawasan Islam, dan memiliki ciri khas tersendiri sehingga membedaknnya dengan filsafat Yunani.
Meskipun demikian, filsafat Islam tentu tidak apat dipisahkan dari Yunani. Dengan kata lain, tidak dielakkan bahwa filsafat Yunani juga mengambil peran dalam perkembangan filsafat Islam. Namun yang perlu dipertegas ialah bahwa para cendekiawan muslim tidak hanya sekadar menerjemah filsafat Yunani ke dalam bahasa Arab, akan tetapi mereka juga melakukan penyaringan dan penyempurnaan filsafat sehingga dapat diterima ke dalam dunia Islam, yakni tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam itu sendiri.
Penulis hendak mengutip perkataan Montet dalam bukunya yang berjudul Al-Islam:
“Sesungguhnya filsafat Islam meskipun prinsip dan dasar-dasarnya bersifat pikiran-pikiran Aristoteles, namun demikian itu bukanlah suatu bentuk perulangan dari pikiran-pikiran yunani. Karena orang-orang Islam meskipun bersifat hormat terhadap orang-orang Yunani sebagai guru besar mereka, namun pada batas-batas tertentu mereka sadari betapa pentingnya mempertahankan kemurnian dan identitas mereka, sebagaimana yang tercermin pada buku-buku hasil karya mereka.”
(Best regard-LiterationStyle)