MARI
MENGENAL PARAGRAF
![]() |
|||||
![]() |
![]() |
||||
OLEH: ANDI ULFA WULANDARI
NIM: 30100117057
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
T.A. 2016/2017
Kata Pengantar
L
|
isan
tidak mampu berucap, kata pun tidak akan sanggup untuk mengungkapkan betapa
banyak nikmat yang Dia berikan. Segala puji bagi Allah, Sang Pemilik
Kesempurnaan. Shalawat berangkaikan salam semoga selalu tercurahkan kepada
Baginda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
Wasallam, suri teladan umat manusia di sepanjang peradaban. Syukur kepada
Allah ‘Azza wa Jalla karena tanpa
bantuan dari-Nya, tangan ini akan selalu kaku untuk menulis. Dan atas
karunia-Nya, tulisan ini hadir sebagai solusi bagi jiwa-jiwa yang haus akan
ilmu, umumnya bagi siapa saja yang ingin mengetahui lebih jauh tentang
paragraf, dan khususnya bagi para pelajar baik siswa maupun mahasiswa. Terima
kasih tak lupa kami haturkan kepada Bapak Drs. H. Ibrahim, M.A sebagai dosen
mata kuliah bahasa Indonesia yang telah memberikan kami tugas dalam bentuk
makalah, agar menempa kami menjadi pelajar yang mandiri, kreatif, lagi
produktif. Disusunnya makalah ini, tidak lain karena rasa ingin tahu dan
kepedulian kami terhadap bahasa dan nasib anak bangsa ke depannya. Sebab, tak
jarang kita temui kesalahan dalam menganalisa maupun dalam implementasi
paragraf di kalangan pelajar.
Alhamdulillah
‘alaa kulli haal, pada hari ini
kami telah merampungkan sebuah makalah yang berjudul “Mari Mengenal Paragraf.” Kami sadari, pada penulisan dan penyusunan
makalah kali ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu kami sebagai
tim penyusun membuka diri untuk menerima saran dan kritik yang membangun demi
perbaikan makalah selanjutnya.
Samata, 30 Oktober 2017
Penyusun
Pembahasan
A.
Definisi Paragraf
Pembentukan
paragraf merupakan salah satu syarat utama dalam karang-mengarang dan
tulis-menulis. Kemampuan membentuk dan menyusun pikiran dalam paragraph adalah
suatu kemampuan tersendiri karena harus dipelajari dan dilatih.
Secara
etimologi, paragraf berasal dari bahasa Yunani yaitu paragraphos yang
berarti menulis di samping atau tertulis di samping. Adapun secara terminologi,
paragraf adalah satuan bahasa yang disusun oleh beberapa kalimat. Paragraf juga
bisa diartikan sebagai suatu kesatuan pikiran yang lebih tinggi dan lebih luas
daripada kalimat. Ia merupakan kumpulan beberapa kalimat, namun kalimat itu
bukan sekedar berkumpul, melainkan bertalian satu sama lain dalam satu
rangkaian yang membentuk sebuah isi pikiran. Isi pikiran dalam paragraf
tentulah lebih luas daripada kalimat. Melalui paragraf gagasan menjadi jelas
oleh uraian-uraian tambahan atau kalimat-kalimat penjelas. Sebab, paragraf
merupakan suatu jenis tulisan yang memiliki tujuan atau ide.
Berikut contoh
paragraf agar lebih mudah dipahami:
Contoh:
(1)
Media
massa merupakan salah satu sarana yang penting untuk membina mengembangkan
bahasa Indonesia dalam rangka pembangunan bangsa. (2) Akan tetapi, kenyataan
menunjukkan bahwa melalui media massa ada beberapa kelemahan dalam pemakaian
bahasa Indonesia, baik secara lisan maupun tulisan. (3) Misalnya kesalahan
pemakaian ejaan, ucapan, bentuk kata, dan kalimat. (4) Dalam hubungan tersebut,
media massa telah memberi sumbangan yang berharga dalam pembinaan dan
pengembangan bahasa Indonesia.
Pikiran utama paragraf
di atas pada awal paragraf, yaitu media massa salah satu sarana membina dan
mengembangkan bahasa Indonesia dalam rangka pembangunan bangsa. Paragraf
tersebut di atas terdiri atas empat kalimat, satu kalimat topik dan tiga
kalimat penjelas. Kalimat penjelas bertugas menjelaskan kalimat topik.
2.
Tujuan Pembentukan Paragraf
Adapun tujuan paragraph adalah:
1.
Untuk
memudahkan peengertian antara ide pokok yang satu dengan ide pokok lainnya.
2.
Untuk
memisahkan atau menegaskan perhentian secara wajar dan formal agar memungkinkan
pemberian perhatian yang lebih lama dan terarah untuk berkonsentrasi penuh
terhadap tema alinea.
3.
Ciri-Ciri Paragraf
1.
Kalimat
pertama bertakuk ke dalam lima sampai tujuh ketukan spasi untuk jenis karangan
biasa.
2.
Menggunakan
pikiran utama (gagasan utama) yang dinyatakan dalam kalimat topik
3.
Menggunakan
sebuah kalimat topik dan selebihnya merupakan kalimat pengembang yang berfungi
menjelaskan, menguraikan, atau menerangkan pikiran utama yang ada dalam kalimat
topik
4.
Paragraf
menggunakan pikiran penjelas (gagasan penjelas) yang dinyatakan dalam kalimat
penjelas. Kalimat ini berisi detail yang spesifik dan tidak mengulang pikiran
penjelas lainnya.
Paragraf memiliki arti dan fungsi
sangat penting dalam karangan yang panjang. Pengarang dapat mengekspresikan
keseluruhan gagasan secara utuh, runtut, lengkap, menyatu, dan sempurna melalui
paragraf sehingga makna dapat dipahami oleh pembaca sesuai dengan keinginan
penulisnya. Selain itu, paragraf dapat mendinamiskan sebuah karangan sehingga
menjadi lebih hidup, dinamis, dan energik. Paragraf dapat pula menjembatani
gagasan penulis dan pembacanya.
4.
Fungsi Paragraf
Fungsi Paragraf
di antaranya:
1.
Mengekspresikan
gagasan dengan memberi bentuk suatu pikiran dan perasaan ke dalam serangkaian
kalimat yang tersusun secara logis dalam suatu kesatuan.
2.
Menandai
peralihan (pergantian) gagasan baru bagi karangan yang terdiri atas beberapa
paragraf.
3.
Memudahkan
pengorganisasian gagasan bagi penulis dan memudahkan pemahaman bagi pembaca.
4.
Memudahkan
pengembangan topik karangan ke dalam satuan-satuan unit pikiran yang lebih
kecil.
Sebuah paragraf terdiri atas sebuah kallimat
utama dan beberapa kalimat pengembang. Kalimat utama menyampaikan pikiran utama
dan kalimat pengembang menyampaikan pikiran penjelas.
5.
Jenis-Jenis Paragraf
Jenis-jenis
paragraf terbagi, yaitu:
1.
Berdasarkan
Fungsinya dalam Karangan
a.
Paragraf
Pengantar
Paragraf
pengantar atau paragraph pendahuluan berfungsi sebagai pengantar pokok
pembicaraan dalam karangan untuk sampai kepada masalah yang dibahas. Paragraf
pengantar harus mampu menarik minat dan gairah pembaca, serta mampu menata
pikiran pembaca untuk mengetahui seluruh isi karangan.
b.
Paragraf
Penghubung
Paragraf
penghubung adalah paragraf yang menghubungkan atau menjembatangi antara paragraf
pengantar dan paragraf penutup. Semua permasalahan disampaikan pada paragraph
ini. Jadi, dapat dikatakan bahwa paragraf ini memuat pembahasan inti
permasalahan.
c.
Paragraf
Penutup
Paragraf
penutup berada pada bagian akhir paragraf. Isi paragraf penutup berupa simpulan
dari semua uraian pada bab-bab terdahulu. Paragraf ini juga merupakan penegasan
atau pernyataan kembali masalah-masalah penting telah disebutkan dalam paragraf
pengantar.
2.
Berdasarkan
Posisi Kalimat Utama
Berdasarkan posisi kalimat utama, paragraf dibagi empat jenis
yaitu:
a.
Paragraf
Deduktif
Paragraf
deduktif adalah paragraf yang kalimat utamanya berada pada posisi awal kalimat.
Kemudian disusul oleh kalimat-kalimat penjelas yang menjelaskan ide pokok.
Contoh:
(1)
Pengusaha
Indonesia kini mulai mandiri. (2) Mereka tidak lagi mengharapkan perlindungan
sepenuhnya dari pemerintah. (3) Namun, dalam kaitannya pesaingan global, mereka
berharap agar pemerintah melindungi produk pertanian dengan cara membatasi
impor. (4) Mereka juga berharap agar pemerintah menggakan hukum dan memberatas
KKN tanpa pandang bulu.
b.
Paragraf
Induktif
Paragraf
induktif adalah paragraf yang mengetengahkan terlebih dahulu kalimat-kalimat
penjelas kemudian kalimat topiknya atau ide pokoknya.
Contoh
:
PT Genting Pazola pada awal tahun 2004 ini semakin sulit pendapat konsumen.
(2) Produknya mulai berkurang, karyawannya semakin banyak yang pindah kerja,
dan beberapa karyawan mengeluh gaji yang tidak pernah naik, padahal harga
barang konsumsi terus melambung. (3) Hal yang bisa di maklumi oleh pimpinan
perusahaan dan sebagian besar karyawan. (4) Bahkan, dokumen yang menyatakan
bahwa pajak perusahaan yang belum dibayar pun sudah sampai kepada karyawan. (5)
Pemilik perusahaan menyadari bahwa desain produk sudah mulai usang, peralatan
teknis sudah ketinggalan teknologi, dan kreativitas baru karyawan yang
mendukung kinerja bisnis sudah mongering. (6) Direksi dan seluruh karyawan
berkesimpulan sama, PT Genting Pazola telah bangkrut.
6.
Syarat Paragraf yang baik
Paragraf yang baik harus mempunyai syarat kesatuan, kepaduan,
ketuntasan, keruntutan, dan konsisten penggunaan sudut pandang.
a.
Kesatuan
Paragraf (Kesatuan Pikiran)
Paragraf yang baik hanya mempunyai satu
pokok pikiran. Pokok pikiran tersebut ditempatkan dalam kalimat utama. Adapun
kalimat-kalimat pengembang berupa pikiran-pikiran penjelas menjelaskan pikiran
utama. Tidak satupun kalimat pengembang yang tidak menjelaskan pikiran utama.
Apabila ada kalimat pengembang yang tidak menjelaskan pikiran utama, maka
paragraf tersebut rusak kesatuannya.
Contoh:
(1)
Kebebasan
berekpresi dampak pada pengembangan kreativitas baru. (2) Beberapa siswa
tingkat SD sampai dengan tingkat SMU/SMK berhasil menjuarai olimpiade fisika
dan matematika. (3) Walaupun kebutuhan ekonomi masyarakat relatif rendah,
beberapa siswa berhasil memenangkan kejuaraan dunia dalam lomba tersebut. (4)
Kreativitas baru tersebut membanggakan.
Contoh paragraf di atas tanpa kesatuan pikiran. Kalimat (1) sampai
dengan kalimat (3) menggunakan pikiran utama yang berbeda-beda. Masing-masing
tidak membahas satu pikiran yang sama. Kalimat (4) mempunyai hubungan dengan
kalimat satu. Akibatnya, paragraf menjadi tidak jelas struktur dan maknanya.
b.
Kepaduan
Kepaduan
paragraf dapat dicapai dengan kalimat-kalimat yang berhubungan secara logis.
Hubungan pikiran-pikiran yang ada dalam paragraf menghasilkan kejelasan
struktur dan makna paragraf. Hubungan kalimat tersebut menghasilkan paragraf
menjadi satu padu, utuh, dan kompak. Kepaduan ini dapat dibangun melalui
repetisi (pengulangan) kata kunci atau sinonim, kata ganti, kata transisi, dan
bentuk paralel.
1.
Pengulangan
Kata Kunci
Kepaduan
paragraf dapat pula dicapai dengan pengulangan kata kunci. Semua kalimat dalam
paragraf dihubungkan dengan kata kunci atau sinonimnya. Kata kunci yang telah
disebutkan pada kalimat kedua, ketiga, dan seterusnya. Dengan pengulangan itu
kalimat menjadi padu, utuh, dan kompak.
Contoh:
(1)
Budaya
merupakan sumber kreativitas baru. (2) Budaya baik berupa sistem ideal, sistem
sosial, maupun sistem teknologi, ketiganya dapat dijadikan sumber kreativitas
baru. (3) Budaya yang bersumber pada sistem ideal dapat mengarahkan kreativitas
konsep-konsep pemikiran filsafat, ilmu pengetahuan, dan lain-lain. (4) Budaya
yang bersumber pada sistem sosial dapat mengendalikan perilaku sosial atau
masyarakat termasuk pemimpinnya. (5) Budaya yang bersumber pada sistem
teknologi dapat mengendalikan kreativitas baru berdasarkan geografis bangsa,
misalnya sebagai negara pertanian harus memproduksi teknologi pertanian,
sebgaia negara kedaulatan harus mengembangkan teknologi kedaulatan, dan
sebagainya. (6) Sinergi dari ketiga sistem budaya dapat menghasilkan kreativitas
yang lebih sempurna.
2.
Kata
Ganti
Kepaduan dapat
dicapai dengan pengunaan kata ganti, pronominal, atau padanan. Sebuah kata yang
telah disebutkan pada kalimat pertama (terdahulu) dapat disebutkan kembali pada
kalimat berikutnya dengan kata gantinya. Kata ganti atau padanan dapat pula
menggantikan kalimat, paragraph, dan dapat pula menggantikan bab.
Contoh :
(1)
Kata
Ganti:
Pegawai itu –
ia
Pegawai-pegawai
itu – mereka
Seorang
perempuan – ia
Banyak
perempuan – mereka
Saya dan kita –
kami
Saya dan kamu –
kita
(2)
Padanan:
Ekonomi Indonesia segera bangkit.
Hal ini ditandai dengan stabilnya nilai rupiah. Selain itu, hal ini juga dapat
dirasakan adanya kenaikan pendapatan nasional sebesar lima persen setahun sejak
awal 2005 sampai dengan akhir 2006, Hal ini ….,
Dalam paragraf ini
dibahas pembinaan ekonomi masyarakat kecil.
3.
Kata
Transisi
Kata transisi yaitu
kata penghubung, konjungsi, perangkai yang menyatakan adanya hubungan, baik
intrakalimat maupun antarkalimat. Penggunaan kata transisi yang tepat dapat
memadukan paragraph, sehingga keseluruhan kalimat menjadi padu, menyatu, dan
utuh. Kata transisi digunakan berdasarkan fungsi makna yang dihubungkan. Kata
transisi menyatakan hubungan sebagai berikut:
No.
|
Menyatakan Hubungan
|
Kata/Frase Transisi
|
1.
|
Sebab, akibat, hasil
|
Sebab, karena, akibatnya, maka, oleh karena itu, oleh sebab itu,
dampaknya, hasilnya, jadi, dengan demikian.
|
2.
|
Pertentangan
|
Tetapi, akan tetapi, namun, berbeda dengan itu, meskipun
demikian, sebaliknya, kebalikan daripada itu, kecuali itu.
|
3.
|
Hubungan waktu
|
Baru-baru ini, ketika, sejak, segera, beberapa saat kemudian,
sementara itu.
|
4.
|
Hubungan perbandingan
|
Hubungan perbandingan dalam hal yang sama, lain halnya,
sebaliknya, lebih daripada itu, berbeda dengan itu.
|
5.
|
Hubungan tujuan
|
Agar, supaya, untuk maksud tersebut, guna.
|
6.
|
Hubungan tempat
|
Berdekatan dengan itu, di sini, ke seberang, di sepanjang titik
ini.
|
7.
|
Hubungan pertambahan
|
Tambahan pula, berikutnya, juga, kemudian, selain itu, lebih
lanjut, disamping itu, lebih-lebih, dalam hal demikian, dengan kata lain.
|
8.
|
Hubungan syarat
|
Jika, jikalau, apabila, kalau.
|
9.
|
Hubungan cara
|
Cara yang demikian, cara ini.
|
10.
|
Hubungan singkatan
|
Singkatnya, ringkasnya, pendek kata.
|
11.
|
Hubungan urutan
|
Mula-mula, pertama, kedua, akhirnya, sesudah itu, selanjutnya.
|
12.
|
Hubungan penegasan
|
Jadi, dengan demikian, bahwa, jelaslah bahwa.
|
Ringkasan
Paragraf menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), paragraf adalah bagian bab dalam suatu karangan yang mengandung ide pokok
dan penulisannya dimulai dengan garis baru, paragraf bisa juga di sebut dengan
alinea.
Paragraf adalah satuan bahasa yang disusun oleh beberapa kalimat.
Paragraf juga bisa diartikan sebagai suatu kesatuan pikiran yang lebih tinggi
dan lebih luas daripada kalimat. Paragraf juga memiliki ciri-ciri, tujuan,
fungsi, jenis-jenis, dan syarat-syarat sehingga bisa disebut sebagai paragraf.
Secara umum, paragraf memiliki empat unsur, yaitu:
(1) transisi,
(2) kalimat topik,
(3) kalimat pengembang,
dan
(4) kalimat penegas.
Paragraf memiliki arti dan fungsi
sangat penting dalam karangan yang panjang. Pengarang dapat mengekspresikan
keseluruhan gagasan secara utuh, runtut, lengkap, menyatu, dan sempurna melalui
paragraph sehingga makna dapat dipahami oleh pembaca sesuai dengan keinginan
penulisnya. Selain itu, paragraf dapat mendinamiskan sebuah karangan sehingga
menjadi lebih hidup, dinamis, dan energik. Paragraf dapat pula menjembatani
gagasan penulis dan pembacanya.
Sebuah
paragraf terdiri atas sebuah kallimat utama dan beberapa kalimat pengembang.
Kalimat utama menyampaikan pikiran utama dan kalimat pengembang menyampaikan
pikiran penjelas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar