Senin, 19 Agustus 2024

Terapi Jiwa#1: Sembuh dengan Grafoterapi

Apa Itu Tehnik Grafoterapi?
Kita sudah mengenal tehnik ini sejak lama, bahkan mungkin telah kita praktekkan dalam kehidupan. Namun untuk istilah "grafoterapi" belum familiar bagi beberapa pihak. Saya mengenal istilah ini juga sekitar tiga tahun belakangan, meskipun secara praktis sudah sangat lama mengerjakan tehnik ini. Grafoterapi masih bagian dari grafologi, yaitu ilmu tentang aksara atau tulisan. Grafoterapi adalah salah satu tehnik terapi melalui goresan tangan. Baik itu menggoreskan pena membentuk garis-garis, gambar, atau juga tulisan-tulisan yang berisi uraian pemikiran dan perasaan seseorang. 


Bagaimana Bisa Cara Ini Menjadi Terapi?
Setiap orang terlahir dengan kisah menakjubkannya masing-masing, juga dengan ragam kepribadian yang tidak dapat digeneralisir. Zaman sebelum internet merambat pesat, kita mengenal kebiasaan menulis yang dituangkan di buku diari, binder, atau kita sebut buku harian. Bagi orang-orang dengan kepribadian tertutup dan mungkin tidak memiliki kerabat yang dipercaya untuk bercerita, menulis di lembar diari adalah alternatif paling melegakan. Hari ini, tehnik menulis harian itu memiliki nama yang lebih trendy dan terdengar lebih keren, yaitu journaling. Kemunculan istilah journaling ini membuktikan bahwa tehnik grafoterapi memang tidak pernah mati sejak dulu, yang berubah mungkin hanya penamaan dan medianya, karena mengimbangi arus zaman. 

Saya melakukan tehnik ini sejak duduk di bangku sekolah dasar, dengan media berupa diari yang lebih privasi karena memiliki gembok. Hal ini memungkinkan saya untuk berekspresi secara bebas, bahkan dalam menuliskan hal-hal yang tidak dapat saya lontarkan secara lisan pada orang lain. Memasuki usia remaja, media yang saya pilih pun mulai bergeser dalam bentuk binder dengan pilihan kertas yang bervariasi untuk lebih menghidupkan estetika dan seni. Sehingga selain menuangkan isi pikiran dalam bentuk tulisan, saya merasa dimanjakan dengan keindahan seni. Kadang-kadang membumbui dengan ilustrasi yang abstrak, gambar-gambar yang mewakili tulisan, atau sekadar membentuk garis-garis yang tidak jelas. 

Ternyata sensasi menulis tangan begitu nikmat. Betapa pun canggihnya teknologi saat ini, jelas perbedaan antara menggoreskan pena di atas kertas-kertas dengan menekan tombol-tombol keyboard. Sensasi inilah yang menjadi proses terapi. Terdapat konektifitas antara perasaan, pikiran, dan panca indera. Menulis melibatkan banyak hal, bukan hanya hasilnya goresannya yang dapat memuaskan, namun proses ketika 'kejujuran' itu dapat keluar dengan bebasnya hingga membentuk aksara. 

Cara ini akan lebih terasa manfaatnya ketika dipraktekkan dalam suasana yang lebih tenang, dengan distraksi yang diminimalisir. Artinya, jika ingin memperoleh manfaat yang lebih terasa, membutuhkan waktu dan ruang yang mendukung agar lebih menjiwai. 

Beberapa Cara yang Dapat Dilakukan 
✓ Menyiapkan jurnal harian khusus lalu menjawab pertanyaan-pertanyaan penting (panduan journaling akan saya bagikan pada sesi berbeda). Semakin kreatif visualisasi buku jurnalnya, semakin estetik dan semakin menyenangkan. 
✓ Menulis surat untuk diri sendiri (bisa diri sendiri di masa lalu maupun masa depan) 
✓ Menulis surat untuk orang lain meskipun tidak berniat mengirimkannya. 
✓ Menentukan waktu dan suasana yang tepat, disarankan ketika hening (jauh dari hiruk pikuk keramaian)
✓ Disarankan menggunakan sistem alpha matic brainwave atau mendengarkan musik yang dapat merangsang pikiran bawah sadar. 
✓ Jujur, bebas, dan lepaskan. 
✓ Setelah menulis, ambil jeda untuk menarik nafas dalam dan menghembuskan lebih panjang. 

Apa Manfaat Mempraktekan Ini? 
Terapi jenis apapun tidak dilakukan satu atau dua kali saja. Segala bentuk terapi memerlukan proses untuk bekerja, bukan suatu hal yang instan. Jika hal ini rutin dilakukan dan dilatih setiap hari, maka akan menjadi sebuah kebiasaan baik. Kebiasaan tersebut memprogram kembali hidup kita, mengatur kembali pikiran bawah sadar kita, dan membantu mengarahkan fokus. Setiap hari kita akan berjumpa dengan peristiwa atau orang-orang yang menyenangkan ataupun tidak, yang kita inginkan ataupun tidak. Tentunya hal ini akan memicu timbulnya reaksi. Tidak mengapa jika hari kemarin kita stabil lalu hari ini terdistraksi hingga kacau lagi. Tidak mengapa, itu adalah bagian dari proses, sadari dan terima saja lalu mulai melakukan terapi kembali. 

Terakhir, tips dari saya, katakan hal ini saat selesai grafoterapi: "Saya percaya, dengan seluruh sel di tubuhku, saya mampu sembuh, saya mampu menciptakan keadaan yang lebih baik dan lebih damai."
Selamat mencoba, semoga semua berbahagia. 


Best regards, 
AUW

Tidak ada komentar:

Posting Komentar