Selasa, 20 Agustus 2024

Terapi Jiwa#2 : Menjaga Kesehatan Mental dengan AAT

Banyak jalan menuju Roma, banyak cara mengatasi masalah, salah satunya dengan menjaga kestabilan mental. Karena memiliki mental yang sehat sudah termasuk menyelesaikan separuh dari persoalan hidup. Pada tulisan sebelumnya, kita sudah membahas tehnik terapi dengan menulis. Pada sesi ini, saya ingin membagikan tehnik terapi lainnya yang saya lakukan untuk mengatasi kecemasan dan mencegah terjadinya depresi ketika dilanda badai kehidupan.

Di antara kita mungkin ada yang sangat menyukai hewan peliharaan, seperti kucing, anjing, ikan, kelinci, dll. Saya termasuk yang menyukai hewan, ada rasa senang tersendiri ketika berinteraksi langsung dengan hewan-hewan tertentu. Selain memupuk rasa kasih sayang, ternyata hal ini juga dapat dijadikan terapi bagi kesehatan mental, terutama ketika pikiran sangat riak dan berombak. 

AAT (Animal Assisted Therapy) 
AAT adalah penyebutan untuk jenis terapi yang menjadikan hewan sebagai sarana. Istilah sebenarnya hanya 'penamaan' agar lebih memudahkan kita untuk mengklasifikasikan jenis-jenis teori dari hasil penelitian empiris. Izinkan saya berbagi pengalaman tentang bagaimana AAT ini bekerja dan berkontribusi secara emosional.

Ketika menyadari bahwa kondisi saya tidak baik-baik saja, biasanya langkah pertama yang saya lakukan adalah mengidentifikasi perasaan yang timbul. Saya mencoba melabeli jenis perasaan itu, apakah cemas, gelisah, kecewa, takut, cemburu, atau apapun itu yang mengganggu. Setelah memahami apa yang terjadi pada diri saya, semua perasaan dibiarkan dan diterima sebagaimana adanya. Lalu, memberi ruang dan waktu untuk melakukan terapi mandiri. 

Pada beberapa kasus, saya berinteraksi dengan kucing; mengelus-elus bahkan memeluknya untuk menikmati kehangatan dan halus bulunya. Setelah itu mulai memproses apa yang ditangkap oleh indera. Umumnya, hewan itu akan memberikan respons sesuai dengan vibrasi yang kita berikan. Semakin tulus, semakin manja dan jinak hewat itu pada kita.

 Selain kucing, kelinci juga pernah menjadi hewan peliharaan saya yang memberi manfaat dan menstabilkan kewarasan.Melihat tingkah hewan yang lucu serta menggemaskan tentu memicu senyum di wajah. Hal lain yang saya peroleh dari relasi dengan hewan ini adalah perasaan berharga dan penerimaan. Demikian itu menyiratkan bahwa kebermanfaatan hidup bukan hanya soal relasi dengan manusia, tapi juga relasi dengan semua makhluk. 

Namun secara personal, saya lebih merasa tenang saat AAT dengan ikan peliharaan. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pertama, pergerakan ikan ketika berenang di akuarium atau kolam seakan-akan menampilkan pertunjukan seni dan keelokan warnanya. Sebagai makhluk spiritual yang terpesona pada keindahan, hal ini tentu memberikan kesenangan tersendiri. Kedua, mendengarkan gemericik air memberi koneksi langsung pada otak. Sejak dulu, suara air memang menjadi favorit bagi beberapa orang. Baik itu debit air di sungai, suara ombak, bahkan suara hujan. Manusia memang memiliki kecenderungan untuk terhubung dekat dengan alam, karena manusia juga merupakan alam (micro-cosmos). Bahkan ketika tidak bisa mendengarkan suara air secara alami, sebagian orang memilih untuk mendengarkannya melalui audio yang ada di ponsel. Cara ini cukup ampuh menstabilkan otak dari ketegangan. Ketiga, ekor ikan yang meliuk-liuk itu mampu menyita perhatian kita. Hal ini memudahkan kita untuk melatih fokus dan mengarahkan perhatian pada apa yang ada saat itu juga (present moment). 

Saya sering meluangkan waktu untuk melihat melihat ikan di kolam, ketika memberikan mereka makanan, akan terlihat bagaimana respons mereka yang menggemaskan yang disusul dengan percikan-percikan air. Hal ini memicu ketenangan dan kedamaian. Bahkan pada beberapa kesempatan, saya sengaja memilih tempat makan yang memiliki kolam ikan atau akuarium ikan hias. 

Pada dasarnya, manusia akan selalu melakukan ragam upaya untuk mencapai ketenangan dalam hidup. Dan secara umum upaya terapi dengan bantuan objek di luar diri, mungkin memberikan efek ketenangan, namun tidak berarti akan bersifat permanen. Seperti halnya obat pereda nyeri, tehnik semacam ini adalah pereda yang sifatnya sementara. 

Bagi para spiritualis memandang bahwa ketenangan itu diperoleh dari dalam atau inner peace. Pernyataan ini benar, untuk menemukan kebahagiaan dan kedamaian sejati memang terdapat dalam diri sendiri. Namun ada upaya-upaya lain yang dapat dilakukan untuk membantu proses inner work ini menjadi lebih mudah. Tak ada salahnya melakukan cara-cara yang dianggap mampu meningkatkan hormon endorfin dalam tubuh. 

Terakhir, saya ingin menyampaikan bahwa yang dibagikan ini hanyalah bagian dari pengalaman. Masing-masing orang memiliki caranya sendiri untuk mengatasi ketidaknyamanan. Ada yang cocok dengan cara B, tapi mungkin tidak dengan kita, boleh jadi kita lebih cocok dengan cara D. Karena seistimewa itu menjadi manusia. 

Tidak ada yang praktis di dunia ini, dan segala sesuatu yang berurusan dengan manusia tidak dapat disamakan dengan permasalahan yang terjadi pada mesin atau robot yang tersistem. Jika Hp kita pernah rusak sebelumnya dan bagus kembali, kita sudah bisa mengetahui cara mengatasinya jika terjadi kembali bahkan caranya itu dapat dilakukan oleh orang lain. Teknisi juga sudah dapat membaca dan menggunakan trik yang sama untuk mengatasi persoalannya. Berbeda dengan manusia, persoalan antara orang A dan B mungkin sama, tapi belum tentu cocok menggunakan solusi yang sama. 

Overall, kita bertanggung jawab atas hidup kita sendiri. Apapun upaya terbaik yang dapat dilakukan untuk memelihara diri, lakukan. Kamu adalah bagian dari the source, you're co-creator. 

With love, 
AUW




Tidak ada komentar:

Posting Komentar