Rabu, 12 Maret 2025

Ramadan#12 : Meaningful Life

Banyak versi tentang hidup yang bermakna, tapi kita harus memiliki definisi yang lebih jelas tentang hidup seperti apa yang akan dijalani. Jika menurut Socrtaes, filsuf Yunani abad ke-4 SM, berpendapat bahwa “Uniximed life is not worth living”. Artinya hidup yang tidak teruji adalah kehidupan yang tidak layak untuk dihidupi. Sudut pandang Socrates ini sebenarnya ingin menyadarkan kita tentang eksistensi/keberadaan di dunia. Socrates adalah filsuf yang sangat kritis, dan dari ungkapan tadi kita dituntun untuk mengkritisi kehidupan yang dijalani saat ini. 

Meaningfullife ...

Hidup yang bermakna adalah kehidupan yang penuh niat dan tujuan atau yang biasa disebut oleh anak-anak sekarang sebagai life purpose. Persoalannya, apakah kita sudah mengetahui tujuan hidup kita? Setiap pagi kita bangun tidur dalam keadaan menggerutu karena masih mengantuk tapi harus tetap berangkat kuliah, berangkat kerja, menyiapkan sarapan untuk orang-orang di rumah, hingga aktivitas lainnya yang dilakukan begitu saja tanpa makna. Kita melakukannya karena merasa HARUS, atau lebih parahnya lagi kita melakukan semua itu karena TAKUT dan TERPAKSA. Sebenarnya, kehidupan seperti apa yang kita inginkan? 

Menulis ini, aku mendapat gambaran berupa visualisasi ayat dalam al-Quran tepatnya surah al-Baqarah tentang tujuan manusia diciptakan. Ayat tersebut sering kita dengar, sering diulang-ulang, bahkan kita lewatkan begitu saja. Dikatakan bahwa Allah menciptakan manusia untukmenjadi khalifah di muka bumi. Setelah melakukan permenungan, ternyata kata “khalifah” bermakna begitu luas dan dalam. Yang sering sampai pada kita bahwa khalifah adalah pemimpin, namun bukan sekadar itu. Khalifah juga berarti sebagai wakil Allah di muka bumi, sebagai manifestasi dari Allah itu sendiri, Tuhan sekalian alam. 

Lalu, apa hubungannya dengan meaningful life? Menurutku sangat erat kaitannya antara hidup bermakna dan memahami tujuan. Manusia yang merupakan makhluk spiritual sekaligus juga makhluk sosial dan intelektual mampu mengurai dengan baik hal apa saja yang perlu dimiliki untuk bisa memaknai hidup ini. Jika kita percaya bahwa kita sebagai manusia adalah “khalifah”, kita akan lebih banyak menfokuskan diri pada sesuatu yang meningkatkan kualitas hidup dan menebar kebermanfaatan selama hidup. Untuk bisa benar-benar mindful, kita perlu menikmati momen saat ini sehingga perhatian tertuju dengan baik, artinya memaksimalkan kesadaran.

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk lebih memaknai hidup, agar selaras dengan tujuan kita, di antaranya: melakukan kebajikan, memperhatikan keindahan, kreativitas, senantiasa bertumbuh, menebarkan cinta kasih, menyadari keberlimpahan, dan terbuka pada hal-hal baru. Konon kata para pemikir, jika ingin mengetahui masa kini, maka lihatlah masa lalu. Jika ingin mengetahui masa depan, lihatlah masa kini. Kita tidak bisa mengubah masalalu atau mendikte masa depan, tapi yang bisa kita lakukan adalah mempengaruhi masa kini. Untuk itu, di sanalah (masa kini) kita harus menanamkan kesadaran penuh.

Agar hidup tidak sekadar hidup, lakukan sesuatu yang baru atau ciptakan sesuatu. Ini juga sifat-sifat ilahiyah. The Divine is always creating! Jadi Allah selalu menciptakan sesuatu, dan sebenarnya Dia telah memberikan anugerah kepada manusia untuk bisa berkreasi dengan kemampuan akalnya. Lakukan sesuatu yang baru setiap harinya, agar hidupmu lebih berwarna. Jika kamu menyukai tata boga, coba resep masakan yang baru, atau hidangkan dengan cara-cara baru. Jika kamu seorang guru, kreasikan model pembelajaran yang berbeda, entah kreativitas dalam ice breaking atau pola-pola diskusi yang menyenangkan. Untuk kamu yang masih sering bilang bahwa, “Aku orangnya gak kreatif.” Tolong, berhenti mengatakan itu pada dirimu. Ganti ucapan itu dengan kalimat yang lebih optimis, mungkin dengan kalimat "Aku belum paham caranya, apa boleh aku diajarkan bagaimana melakukannya?" Kita akan terus dalam proses belajar sampai liang lahat. 


Salam hangat,
AUW


1 komentar:

  1. Alangkah baiknya ketika kita senantiasa optimis dan tidak lupa untuk bersyukur.

    BalasHapus