Sejak kecil kita sering mendengar tentang keutamaan malam Lailatul Qadar, baik melalui ceramah-ceramah di atas mimbar ketika Ramadan maupun cerita-cerita orang dewasa. Dulu, aku pernah merinding ketika mendengar penuturan salah satu orang dewasa yang mengaku "didatangi" oleh Lailatul Qadar. Tahukah kamu apa yang aku pikirkan saat itu?
Gadis kecil yang menganggap bahwa Lailatul Qadar adalah sosok yang menyerupai manusia tapi bukan. Sehingga di benakku justru berpikir bahwa seseorang yang didatangi Lailatul Qadar akan merasakan suasana yang menyeramkan yang terkadang datang pukul dua dini hari, sebagaimana cerita orang-orang itu dahulu yang hinggap di kepalaku.
Seiring bergulirnya waktu, pengetahuan juga turut bertambah. Memasuki masa remaja aku mulai memahami apa yang dimaksud sebagai malam Lailatul Qadar itu, dan mengapa imam masjid di kampungku selalu mengulang surah Al-Qadar setiap rakaat pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadan. Dulu, aku sempat berprasangka bahwa imam masjid itu mungkin hanya lancar menghafalkan beberapa surah saja, atau mungkin ingin membaca surah yang pendek saja. Apa di tempatmu juga sama?
Baiklah, lupakan tentang bacaan imam. Setidaknya terdapat empat makna tentang al-qadar yang mungkin perlu kita singgung. Pertama, al-qadr adalah al-hukm atau penetapan. Dalam artian, malam al-qadr ini adalah malam penetapan Allah terhadap perjalanan hidup hamba-Nya selama satu tahun. Kedua, al-qadr diartikan sebagai kemuliaan, itulah yang juga kita sering dengar dalam QS.Al-Qadar tepatnya pada ayat pertama yang menyebutkan bahwa Al-Qur'an telah diturunkan pada malam yang mulia. Ketiga, al-qadar disebut sebagai pengaturan, di mana pengaturan yang dimaksud ketika Allah mengatur strategi bagi Nabi Muhammad agar dapat menyampaikan risalah bagi umat manusia pada malam di mana Al-Qur'an diturunkan. Keempat, al-qadar berarti sempit, artinya ketika malam itu seluruh malaikat turun ke bumi sehingga bumi menjadi sempit oleh keberadaan para makhluk utusan Allah. Pengetahuan ini aku peroleh melalui hasil bacaan dan apa yang aku dengarkan, salah satunya bersumber dari tokoh Muslim Indonesia, Quraish Shihab.
Keempat pendapat tersebut tentu tidaklah mutlak kebenaran tafsirannya, karena yang menafsirkannya pun manusia. Namun kita sebagai umat yang datang belakangan, memiliki kebebasan untuk meyakini pendapat yang mana. Pengetahuan dasar yang aku yakini tentang Lailatul Qadar ketika kecil itu pada akhirnya terbantahkan. Karena setelah mempelajari, ternyata Lailatul Qadar merupakan suatu keadaan di mana seorang hamba merasakan ketenangan lahir-batin. Bukan sosok yang datang, juga bukan bentuk materi lainnya. Namun yang datang adalah suasana dan kondisi.
Meskipun begitu, kita diberikan klue berupa tanda-tanda yang melibatkan alam, seperti ketika pagi harinya matahari terlihat tidak terik namun bercahaya indah keputih-putihan, hawa terasa sejuk, segala pepohonan dan tumbuh-tumbuhan seakan bersujud kepada Penciptanya, dan sebagainya. Karena ketika malam itu tiba, alam semesta dan seisinya bahkan seluruh penghuni langit turut bertasbih kepada Allah, turut berdoa serta memuji seluruh hamba yang bermunajat pada malam itu. Sehingga bagiku, tanda yang paling nyata yang dapat kita klaim adalah meningkatnya amal ibadah dan kebajikan oleh seseorang yang mendapatkannya, serta menyelinapnya kedamaian tiada Tara di hati orang tersebut bahkan boleh jadi bercucur air mata karena merasakan kehadiran Tuhan di sisi-Nya.
Perlu kita pahami juga bahwa Lailatul Qadar bukanlah ajang perlombaan atau kompetensi, karena tidak hanya satu orang saja yang akan memperolehnya. Rahmat Allah begitu luas, dan siapa pun berkesempatan untuk merasakan nikmat Lailatul Qadar. Semoga kita termasuk orang-orang yang beruntung, yang bisa merasakan kedamaian itu. Jika melihat nilai pahala atas keutamaan malam Lailatul Qadar, memang sangatlah luar biasa, sebab dikatakan bahwa pahala beribadah di malam itu jauh lebih baik daripada seribu bulan (pada bulan-bulan yang lain). Sangking istimewanya, Allah menetapkan janji tersebut dalam Al-Qur'an surah Al-Qadar, sebagai pengingat bahwa peluang kebaikan dan wujud cinta Allah pada hamba-Nya benar-benar luas.
Salam hangat,
AUW
Semoga kita mendapatkan kesempatan bertemu momen malam lailatul qadr tersebut.
BalasHapus