Sabtu, 22 Maret 2025

Ramadan#22 : Fitrah dalam Diri Manusia

Manusia adalah makhluk yang memiliki prinsip hidup, eksploratif dan potensial. Manusia memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri baik secara fisik maupun psikis, dan di dalam diri manusia tersimpan sejumlah kemampuan yang dapat dikembangkan, itulah yang kita sebut potensi. 

Namun manusia tidak hanya mencakup hal-hal itu saja, di dalam diri makhluk bernama manusia ada juga disebut fitrah. Baik itu fitrah untuk mencintai atau mungkin fitrah beragama. Yang akan menjadi pembahasan pokok kita saat ini adalah fitrah beragama pada diri seseorang. 

Ada tiga masa perkembangan keberagamaan menurut Charlotte Buchler, yakni periode prapubertas, periode pubertas, dan periode adolesen (masa dewasa. Di periode prapubertas Charlotte Buchler menggambarkan dengan kata-kata: ”Perasaan saya tidak enak, tetapi tidak tahu apa sebabnya”. Untuk periode pubertas di lukiskannya dengan ungkapan: “Saya ingin sesuatu, tetapi tidak tahu ingin apa”. Adapun dalam periode adolesen ia menggambarkan dengan mengatakan: ”Saya hidup dan saya tahu untuk apa.”

Kata-kata yang digunakan Charlotte Buchler mengungkapkan betapa masih labilnya kehidupan jiwa anak-anak ketika menginjak usia menjelang remaja dan di usia remaja mereka. Sebaliknya, setelah menginjak usia dewasa, terlihat adanya kemantapan jiwa mereka “Saya hidup dan saya tahu untuk apa”, menggambarkan bahwa di usia dewasa orang sudah memiliki tanggung jawab serta sudah menyadari makna hidup. 

Dengan kata lain, orang dewasa sudah memahami nilai-nilai yang dipilihnya dan berusaha untuk mempertahankan nilai-nilai yang dipilihnya itu. Orang dewasa sudah memiliki identitas yang jelas dan kepribadian yang mantap. 

Kemantapan jiwa orang dewasa setidaknya memberikan gambaran tentang bagaimana sikap keberagamaan pada orang dewasa. Mereka sudah memiliki tanggung jawab terhadap sesuatu yang dipilihnya, baik yang bersumber pada ajaran agama, maupun yang bersumber dari norma-norma lain dalam kehidupan. 

Manusia dewasa mulai memandang agama sebagai bagian terpenting dalam hidupnya. Pekerjaan, ideologi, dan kegiatan sosial, biasanya akan dikaitkan dengan tuntunan agama. Dalam psikologi agama, manusia dewasa mulai mengatasi kegagalan hidup dengan bantuan agama, sekalipun semasa hidupnya ia kurang mengamalkan agama atau kurang keyakinannya.

Terdapat fitrah dalam diri manusia, di mana ketika dewasa ia mengalami masa pencaharian kemantapan dan masa reproduktif. Masa yang penuh dengan masalah dan ketegangan emosional, masa isolasi sosial, masa komitmen dan masa ketergantungan, perubahan nilai-nilai, kreativitas, dan penyesuaian diri pada pola hidup yang baru. Fitrah ini mendorong manusia untuk menemukan kebenaran universal yang jauh lebih besar dari dirinya. 

AUW

1 komentar:

  1. Semakin dewasa seharusnya menjadikan seseorang lebih tau dan paham akan dirinya sendiri.

    BalasHapus