Rabu, 19 Maret 2025

Ramadan#19 : Self Love (Upaya Menghargai Eksistensi Diri)

Poin penting yang perlu terus dilakukan adalah “self love” atau mencintai diri sendiri. Selalu ingat bahwa orang pertama yang harus kamu cintai adalah dirimu. Pembuktian itu untuk dirimu sendiri, tidak untuk orang lain. Jangan menjadikan orang lain sebagai standar ganda, yang patut dijadikan standar adalah dirimu sendiri di hari kemarin. Dengan begitu, kamu tidak sedang mencoba menjadi orang lain, tetapi menjadi dirimu sendiri dengan versi yang lebih baik. 

Kamu tentu boleh mencintai orang lain atau objek-objek lain yang menarik perhatianmu, namun berikan porsi secukupnya. Jangan memberikan porsi yang besar dalam mencintai, kamu akan kehilangan dirimu jika itu terjadi. Cintai dirimu lebih, sebelum kamu mencintai manusia lainnya. Dirimu berhak bahagia. 

Jika tangki cinta yang dimiliki telah terisi, besar kemungkinan kita akan memberikan banyak cinta juga untuk orang-orang sekitar. Tapi prioritaskan dulu dirimu sendiri tanpa harus merugikan orang lain, karena kamu akan banyak menuai rasa sakit jika kamu memberi cinta saat dirimu sendiri sebenarnya sangat kekurangan cinta. Berbeda antara egois dan mencintai diri. Mencintai diri sendiri bukan berarti harus egois dan tidak memikirkan orang lain, itu adalah hal yang berbeda. Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk bisa terhubung dengan dirimu sendiri, sehingga hidup semakin bermakna. Cara-cara ini akan membantumu menjalani hari-hari dengan lebih santai dan lebih menghargai eksistensimu. 

      Seorang psikolog, Irma Agustina berpesan bahwa setiap orang memiliki timezone-nya masing-masing, tidak lebih cepat dan tidak juga lebih lambat. Semuanya tepat dan pas. Jadi, kamu tidak perlu merasa terancam terhadap pencapaian orang lain. Kamu adalah kamu, nanti akan tiba waktunya. Tips dari Irma Agustina agar kamu bisa lebih mencintai dirimu adalah:
✓ Lakukan sesuatu yang harus kamu lakukan sebelum memutuskan untuk membantu orang lain.
✓ Jadwalkan waktu istirahat untuk dirimu sendiri. 
✓ Menjauh dari energi-energi negatif dan drama.
✓ Validasi perasaan dan kebutuhan emosional kamu.
✓ Meluangkan waktu untuk hiburan atau kegiatan menyenangkan lainnya. 

Menjadi diri sendiri dengan tidak di-dikte oleh kehendak orang lain, tapi juga tidak menutup diri dari hal-hal baru yang memungkinkan untuk membuatmu bertumbuh. Kamu boleh mengizinkan orang lain untuk menyarankan sesuatu, membagikan ilmu atau pemahaman baru, tapi kamu memiliki hak untuk menyaringnya terlebih dahulu sebelum menerimanya. Dengan begitu, kamu menjadi lebih menghargai hidupmu karena telah memberikan boundaries (batasan) terhadap hal-hal eksternal untuk bisa masuk di hidupmu. 

Perasaan tidak layak seperti tentu dialami oleh banyak orang di luar sana dalam kasus yang berbeda-beda. Baik perkara wajah cantik/tampan atau tidak, tubuh ideal atau tidak, hingga pada penyematan istilah aura Duha atau aura Magrib. Karena terganggu dengan stigma-stigma dari luar, pada akhirnya kita sulit menerima dan sulit menjadi diri kita sendiri. Kita melakukan sesuatu demi menyenangkan atau memuaskan penilaian orang lain, padahal penilaian itu semua tidak akan mengurangi kualitas kita. 

Pada sebuah projek kepenulisan yang aku ikuti, seorang perempuan bernama Nadiyya Atmim menulis dengan judul “Aku adalah Aku”. Tulisan yang cukup menyentuh terutama bagi seorang perempuan. Dia butuh waktu untuk bisa lebih percaya diri dan menemukan dirinya sendiri, di antara yang dia lakukan adalah deep talk atau mengobrol jauh ke dalam, menggali apa-apa saja yang menjadi kelebihan dirinya dan apa saja yang perlu dia ubah. Setelah deep talk, perlahan kamu akan sampai pada fase self awareness (kesadaran diri). Dengan begitu akan mengantarkan kamu untuk merasa layak dan merasa lebih baik dari sebelumnya, tanpa berusaha menjadi orang lain. Lalu, hal ini membuatmu yakin terhadap value dan prinsip hidup yang kamu miliki, sehingga kamu lebih bahagia, lebih damai, lebih positif untuk meraih impianmu. 

Mencintai diri sendiri mendorongmu untuk menerima diri sejati dan hidup secara otentik sehingga kamu akan mencapai kedamaian batin dan harmoni dalam dirimu. Ketika kamu mencintai dan menerima diri sendiri sepenuhnya tanpa syarat, kamu akan lebih selaras dengan cinta universal yang menghubungkan semua makhluk. Ini adalah sebuah upaya untuk menghargai eksistensi sebagai makhluk ciptaan Tuhan, agar menumbuhsuburkan rasa syukur di hati. 

AUW



1 komentar: